nusakini.com - Internasional - Jumlah kumulatif infeksi virus corona secara global telah melewati angka 200 juta akibat varian Delta yang mudah menular menjadi masalah besar di beberapa negara, menurut data universitas di Amerika pada hari Rabu (4/8).

Data terbaru dari Universitas John Hopkins menunjukkan angka infeksi naik dua kali dalam enam bulan terakhir sejak jumlah kasus menembus 100 juta pada tanggal 26 Januari.

Setelah vaksin banyak digunakan oleh berbagai negara, angka kasus baru infeksi virus corona sempat menurun, beberapa negara pun mulai meringankan peraturan bisnis dan perjalanan luar negeri.

• Kasus Covid-19 Kembali Meledak di Singapura, Puncaknya Diprediksi Bulan Juni
• Covid-19 Kembali Menebar Ancaman, Malaysia dan Singapura Imbau Pakai Masker
• Jepang akan Anggap Covid sebagai Flu Musiman Biasa
• Angka Kematian Covid-19 Mingguan Turun 9% Menurut WHO
• Kim Jong Un Deklarasikan Kemenangan Lawan Covid-19 di Korea Utara

Namun tren ini menjadi terbalik di tengah luasnya varian Delta menyebar, jumlah kasus infeksi dan angka kematian semakin meningkat di seluruh dunia.

Jumlah kasus mingguan selalu meningkat sejak bulan Juni.

Walaupun PBB dan WHO telah mendesak untuk memberikan vaksin secara adil kepada semuanya, negara dengan pendapatan rendah masih jauh di belakang dalam melakukan vaksinasi terhadap warganya, bahkan kepada tenaga kesehatan.

Angka kematian COVID-19 hingga saat ini adalah sekitar 4,25 juta pada hari Rabu. Amerika Serikat masih menempati nomor satu dengan lebih dari 614.000 kematian, diikuti oleh Brazil dengan angka 558.000.

India di mana varian Delta pertama kali ditemukan, menempati nomor tiga dengan angka kematian melebihi 425.000.